Metromilenial online com,SIDRAP–Para petani di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, mengeluhkan kurangnya suplai air ke area persawahan mereka, hal itu terjadi bukan disebabkan kurangnya air irigasi, namun akibat para petani lainnya yang menutup akses air, sehingga debit air ke persawahan petani lainnya sangat kecil dan membuat sawah mereka kering.
Para petani bahkan ingin menjebol tanggul irigasi sebagai salah satu solusi dari masalah yang mereka hadapi. Beruntung anggota DPRD Sidrap H. Bahrul Appas memperoleh informasi dan langsung melarang para petani melakukan aksi penjebolan tanggul.
H. Bahrul kemudian melakukan koordinasi dengan Dinas PSDA Sidrap, dan Kepala UPT PSDA wilayah empat Baranti dengan turun langsung ke lokasi pada Senin (19/05/2025).
Rusli, salah seorang petani mengatakan, area persawahan mereka selalu kering dan lambat tanam akibat kurangnya debit air, hal itu disebabkan karena aliran air ke persawahan mereka ditutup. Kondisi itu terjadi sudah sejak 4 tahun lalu dan hingga kini belum ada jalan keluar yang adil.
“Kami yang di bawah kekurangan air, karena saluran air di ditutup untuk persewahan sekitar 30 hektare, sementara di lokasi kami kekeringan sebanyak kurang lebih 200 hektar, ” kata Rusli.
“Sawah mereka sudah kelihatan hijau padinya, sementara sawah kami di bawah yang jumlahnya 200 hektar belum tanam sampai sekarang karena kekeringan,” ungkapnya.
Rusli mengaku khawatir jika tidak ada solusi dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antar sesama petani.
Sementara itu Kepala UPT PSDA wilayah empat Baranti Jufri S membenarkan bahwa persawahan petani di lingkungan Bonginge, Kelurahan Manisa dirugikan akibat penutupan aliran air.
“Seharusnya antar petani ini saling kerjasama, inikan masalahnya air ini tidak sampai diujung atau di bawah, bukan faktor saluran air tidak bagus, tapi masalah pembagian airnya. Kami petugas hanya mengawasi 50 meter dari pintu, tidak sampai ke bawah,” ujarnya.
Sementara di lokasi itu H. Bahrul Appas yang juga ketua Fraksi partai Nasdem DPRD Sidrap bersama masyarakat dan petugas PSDA, membahas solusi untuk mengatasi keluhan para petani di Manisa tersebut. Sehingga diperoleh beberapa alternatif solusi.
Akan tetapi, kata legislator NasDem Sidrap dua periode itu, solusi tersebut tidak bisa langsung diterapkan, sebab perlu adanya musyawarah mufakat dengan para petani lainnya, mengingat ada tiga wilayah dilokasi tersebut, yakni Desa Sipodeceng, kelurahan Manisa dan Baranti.
“InsyaAllah dalam waktu dekat kita melakukan pertemuan untuk membahas itu,” katanya.
H. Bahrul berharap nantinya ada solusi yang adil sesuai porsinya, baik untuk area persawahan yang sesuai informasi luasnya 30 hektar dengan area pertanian yang luasnya sekitar 200 hektar yang selama ini kekurangan air.
“Hal ini juga untuk mendukung program bapak Bupati yakni IP300,” tutupnya.
Tidak ada komentar